- EUR/USD telah melampaui rintangan utama 0,9900 karena nada pasar risk-off mulai memudar.
- DXY sedang mengalami masa sulit menjelang data NFP AS.
- Proyeksi yang lebih lemah untuk Penjualan Ritel Zona Euro menunjukkan penurunan permintaan ritel.
Pasangan EUR/USD telah melewati rintangan langsung di 0,9900 dengan percaya diri dan diperkirakan akan bertahan di atas yang sama. Profil risiko menjadi ceria sekarang karena S&P500 telah rebound dengan kuat. Juga, imbal hasil telah mendingin entah bagaimana karena investor mengalihkan fokus mereka ke data Nonfarm Payrolls (NFP) AS. Hasil benchmark 10-tahun telah tergelincir di bawah 3,75%.
Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) merosot tajam mendekati 111,00. Tampaknya DXY menghadapi volatilitas di tengah konsensus yang lebih rendah untuk data ketenagakerjaan AS. Peningkatan suku bunga oleh Federal Reserve (Fed) untuk memerangi inflasi yang meningkat telah memangkas kesempatan kerja.
Perusahaan tidak memiliki pilihan lain selain menunda ekspansi kapasitas dan rencana investasi untuk menghindari kewajiban bunga yang lebih tinggi. Hal ini mengakibatkan lambatnya proses penciptaan lapangan kerja.
Sesuai ekspektasi, data Nonfarm Payrolls (NFP) AS akan turun menjadi 250 ribu vs rilis sebelumnya 315 ribu. Tingkat pengangguran terlihat stabil di 3,7%. Selain itu, data Average Hourly Earnings akan tetap menjadi fokus, yang diperkirakan akan turun 10 basis poin (bps) menjadi 5,1% secara tahunan.
Namun, rilis optimis dari data penggajian Automatic Data Processing (ADP) AS pada hari Kamis tidak mendukung kasus perlambatan dalam proses rekrutmen oleh sektor korporasi. Namun data NFP AS diharapkan dapat menampilkan gambaran yang jelas tentang status pekerjaan dalam perekonomian AS.
Pada hari Kamis, kenaikan zona euro akan mengikuti irama data Penjualan Ritel. Menurut perkiraan, katalis ekonomi akan turun 1,7% terhadap cetakan sebelumnya 0,9%. Hal ini menunjukkan perlambatan permintaan ritel secara keseluruhan dan meningkatnya tekanan harga bertanggung jawab untuk hal yang sama. Selain itu, perusahaan di blok perdagangan menghadapi penurunan serius dalam margin operasi karena melonjaknya harga energi.