- NZD/USD mengambil penawaran jual sehingga mengurangi kenaikan harian terbesar dalam dua minggu di sekitar level tertinggi enam bulan.
- HYEFU NZ memprakirakan tiga kuartal pertumbuhan PDB negatif untuk Selandia Baru.
- RBNZ mempertahankan prakiraan kenaikan suku bunga dengan mengharapkan tingkat lapangan pekerjaan dan inflasiyang lebih tinggi.
- Inflasi AS mendukung seruan suku bunga The Fed sebesar 50 bp dan kebijakan yang tidak terlalu hawkish pada tahun 2023 tetapi kejutan tidak dapat dikesampingkan.
NZD/USD menegaskan laporan ekonomi dan fiskal setengah tahunyang suram dari Selandia Baru (NZ) sehingga memperbarui terendah dalam perdagangan harian di dekat 0,6440 selama awal Rabu. Meskipun demikian, pernyataan dari Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) dan sentimen yang berhati-hati menjelang pertemuan kebijakan moneter Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) menantang para penjual pasangan mata uang tersebut akhir-akhir ini.
Departemen Keuangan Selandia Baru melihat tiga kuartal pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) negatif pada tahun fiskal 2023 (CY23) saat ini, lapor Reuters. Berita tersebut juga menyebutkan bahwa Selandia Baru pada hari Rabu memprakirakan defisit anggaran NZ$3,63 miliar ($2,34 miliar) untuk tahun fiskal yang berakhir pada 30 Juni 2023, lebih sempit dari defisit NZ$6,63 miliar yang diperkirakan dalam anggaran negara pada bulan Mei.
Menyusul pengumuman yang suram, RBNZ menyampaikan, melalui Reuters, sambil menyatakan, "Bahkan dengan perlambatan yang diharapkan pada periode mendatang, diantisipasi bahwa tingkat lapangan kerja akan tetap tinggi." Bank sentral Selandia Baru juga menyebutkan bahwa inflasi aktual dan yang diharapkan terlalu tinggi dan perlu dikurangi.
Bagaimanapun, perlu dicatat bahwa kekhawatiran terbaru yang berasal dari Tiongkok, terutama karena pesimisme global dan internal seputar kondisi Covid, tampaknya mendukung NZD/USD untuk mengkonsolidasikan kenaikan hari sebelumnya. Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva terlihat mengharapkan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat bagi Tiongkok karena lonjakan terbaru dalam jumlah kasus Covid harian. Selain itu, Bloomberg mengeluarkan berita yang menunjukkan bahwa para pemimpin Tiongkok menunda pertemuan kebijakan ekonomi karena masalah COVID-19. Pada saat yang sama, Bank Pembangunan Asia (ADB) memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi Tiongkok tahun 2023 menjadi 4,3% dari prakiraan 4,5% pada bulan September.
Pada hari Rabu, Indeks Dolar AS (DXY) merosot setelah Indeks Harga Konsumen (IHK) AS turun ke 7,1% YoY pada bulan November versus 7,3% yang diperkirakan dan 7,7% sebelumnya. Lebih lanjut, IHK non Makanan & Energi, yang dikenal sebagai IHK Inti, juga turun ke 6,0% YoY selama bulan yang disebutkan dibandingkan dengan prakiraan pasar 6,1% dan pembacaan sebelumnya 6,3%. "Para pedagang berjangka yang terkait dengan suku bunga kebijakan Federal Reserve meningkatkan taruhan pada hari Selasa bahwa bank sentral AS akan menurunkan laju kenaikan suku bunganya lebih lanjut pada awal tahun depan, setelah laporan pemerintah menunjukkan inflasi mereda tajam pada bulan November," kata Reuters mengikuti data tersebut.
Dengan latar belakang ini, Wall Street ditutup positif tetapi Kontrak Berjangka S&P 500 berusha keras untuk mendapatkan arah yang jelas. Lebih lanjut, imbal hasil obligasi pemerintah AS juga tetap datar setelah mengalami penurunan terbanyak dalam sepekan untuk menghentikan tren naik selama tiga hari.
Selanjutnya, kecemasan pra The Fed dapat membatasi pergerakan NZD/USD tetapi kekhawatiran kejutan hawkish dapat membuat para penjual tetap optimis pada level tertinggi multi-hari.
Baca juga: Pratinjau Fed Desember: Akankah Aksi Jual Dolar AS Berlanjut?
Analisis Teknikal
RSI (14) yang overbought bergabung dengan kegagalan untuk memberikan penutupan harian di luar rintangan kunci 0,6480, yang terdiri dari puncak yang dicatat pada bulan Agustus dan sejauh ini pada bulan Desember, akan menantang para pembeli NZD/USD.