
Perusahaan media sosial, Twitter, dikabarkan menunggak biaya sewa kantornya. Hal itu terjadi setelah Elon Musk mengakuisisi perusahaan senilai US$ 44 miliar atau setara Rp 686 triliun (kurs Rp 15.600).
Menurut sebuah laporan dari The New York Times, dilansir dari CNBC, Kamis (14/12/2022), pasca akuisisi yang menghabiskan dana besar tersebut, berbagai upaya pemangkasan biaya pun dilakukan.
Twitter belum membayar sewa untuk kantor pusat di San Francisco dalam beberapa minggu, karena tim Musk mencoba untuk menegosiasikan kembali ketentuan sewa perusahaan.
Akibat dari kejadian ini, Twitter menerima keluhan dari perusahaan real estate Shorenstein, pemilik gedung Twitter di San Francisco.
Sebelumnya, Musk sempat mengatakan, Twitter mengalami penurunan pendapatan besar-besaran pasca akuisisi perusahaan. Kendati demikian, Musk tidak menyebut angka maupun memberi bukti apapun. Dalam cuitannya, ia mengklaim penurunan pendapatan adalah hasil dari kelompok aktivis yang menekan pengiklan.
Meskipun banyak perusahaan menghentikan iklan di Twitter, beberapa raksasa periklanan besar seperti Apple dan Amazon telah melanjutkannya.
Musk juga mengubah layanan berlangganan Twitter, Twitter Blue, dengan harapan menghasilkan pendapatan baru bagi perusahaan. Layanan itu diluncurkannya Senin kemarin, setelah Musk sempat menunda peluncuran pada November.
Twitter Blue bertarif US$ 8 atau setara Rp 124.800 per bulan untuk pengguna web dan US$ 11 atau setara Rp 171.600 per bulan untuk pengguna iOS yang membelinya melalui App Store Apple. Perbedaan harga iOS US$ 3 mencerminkan keluhan Musk baru-baru ini tentang potongan 30% Apple dari semua penjualan digital yang dilakukan melalui aplikasi.