Perang Rusia dan Ukraina terus berkecamuk hingga hampir satu tahun ini. Imbasnya sejumlah mata uang berbagai negara melemah terhadap dolar AS pada 2022. Hingga menyebabkan naiknya biasa impor. Sampai sekarang ini perang Rusia dan Ukraina semakin panas. Dampak perang ini sangat signifikan. Ada ribuan kematian warga sipil, jutaan pengungsi, dan kerusakan infrastruktur yang luas di Ukraina. Bahkan, imbas perang merembet ke sektor ekonomi di sejumlah negara.
Pemilik perusahaan peralatan rumah tangga di Cape Town, Afrika Selatan, Luc Verfaille mengatakan untuk menyerap biaya yang lebih tinggi dari depresiasi rand (mata uang Afrika Selatan), pihaknya harus memotong biaya overhead kami, termasuk staf. Hal ini meningat kompleksnya interaksi antara geopolitik, harga komoditas, dan pasar keuangan, invasi Rusia mengirim gelombang kejutan ke seluruh ekonomi global. Termasuk negara-negara berkembang.
Implikasi baik di dalam maupun di antara negara-negara berkembang diketahui memang bervariasi. Namun, ada beberapa tantangan umum. Termasuk dari harga komoditas yang lebih tinggi. Perebutan pasokan gas alam cair (LNG) baru di Eropa memicu kenaikan harga di pasar pengiriman (atau spot). Harga spot patokan untuk LNG Asia mencapai rekor tertinggi tahun lalu, membuat banyak negara berkembang di kawasan ini kekurangan listrik. Direktur global ekonomi makro, perdagangan dan investasi di Bank Dunia, Marcello Estevao mengungkapkan, pengimpor energi seperti Pakistan dan Bangladesh telah bertahan. Akan tetapi mereka tidak mampu membayar kargo spot sebanyak negara-negara Eropa yang kaya. Meskipun perkiraan bervariasi, posisi cadangan devisa Pakistan mungkin cukup untuk menutupi sekitar tiga minggu impor energinya dengan harga saat ini. Estevao menerangkan, di satu sisi, negara-negara pengimpor energi telah tertangkap.
Beberapa mungkin akan dipaksa melakukan penghematan. Namun, eksportir hidrokarbon di Timur Tengah dan Afrika mendapat dorongan dari harga energi yang lebih tinggi. Terutama yang memiliki kapasitas cadangan untuk meningkatkan produksi. Untuk beberapa pengekspor energi, seperti Nigeria dan Angola, harga minyak yang lebih tinggi. Sebagian diimbangi oleh kenaikan biaya pemeliharaan subsidi bensin yang mahal. Sementara importir minyak dengan subsidi bensin, seperti Kenya dan Ethiopia, bernasib lebih buruk. Masalah serupa telah muncul di negara-negara dengan program subsidi pangan yang besar.
Sebelum perang, Rusia dan Ukraina termasuk di antara pemasok jelai, jagung, dan biji bunga matahari terbesar di dunia. Pengiriman pasokan ini dan bahan pokok lainnya sangat terpengaruh oleh invasi Rusia. Kedua negara tersebut menyumbang hampir 30 persen dari ekspor gandum global pada 2021. Tetapi karena blokade Rusia terhadap pelabuhan Laut Hitam Ukraina, rute pengiriman utama untuk biji-bijian, harga gandum naik 35 persen pada 2022, mencapai rekor tertinggi di bulan Maret. Negara-negara seperti Tunisia, Maroko, dan Mesir, salah satu importir gandum terbesar di dunia, sangat terpukul oleh invasi Rusia ke Ukraina.
Dicetak ulang dari TRIBUN TORAJA OFFICIAL, semua hak cipta dilindungi oleh penulis aslinya.
Biaya Impor Melonjak, Mata Uang Berbagai Negara Anjlok terhadap Dolar AS Gegara Rusia - Ukraina
TRIBUN TORAJA OFFICIAL ยท 21 Feb 2023 105 Views
Affected Trading Instrument
*Risk Disclaimer: The content above represents only the views of the author. It does not represent any views or positions of Maxco and does not mean that Maxco agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the Maxco, Maxco does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.