Ekonomi UE Masih Bergantung China
Tribunnews ยท 28 Mar 2023 130 Views
Presiden Rusia, Vladimir Putin membeberkan, ternyata ekonomi Uni Eropa masihn bergantung pada China. Bahkan ketergantungan UE ke China lebih besar daripada Rusia. Dikutip dari RT.com pada Selasa (28/3/2023), Presiden Putin telah menolak klaim ketergantungan ekonomi Rusia yang tumbuh pada China. Hal ini disampaikan Putin dalam sebuah wawancara dengan salah satu media TV Rusia. Ia mengungkapkan, Uni Eropa memiliki lebih banyak hal yang perlu dikhawatirkan dalam hal ini daripada Moskow.

Putin ditanya dugaan ketergantungan Moskow pada perdagangan dengan Beijing. Ia menjawab elalu ada kekuatan yang berusaha untuk membuat celah pertama antara China dan Uni Soviet dan kemudian antara China dan Rusia. Pemimpin Rusia juga memperingatkan bahwa UE harus khawatir bukan tentang kebijakan perdagangan Rusia tetapi tentang hubungannya sendiri dengan Beijing. Disebutkan, ketergantungan ekonomi Eropa pada China tumbuh jauh lebih cepat daripada Rusia.

Menurut badan statistik UE, Eurostat, volume perdagangan antara blok tersebut dan China terus meningkat setidaknya sejak 2015. Yakni tingkat pertumbuhan yang sangat tinggi selama dua tahun terakhir. Antara 2012 dan 2022, impor UE dari China hampir tiga kali lipat, dengan bahan kimia, mesin, dan apa yang diklasifikasikan sebagai barang manufaktur lainnya yang merupakan bagian terbesar dari ekspor Beijing ke blok tersebut. Ekspor UE sendiri ke China hampir dua kali lipat selama periode yang sama. Pada tahun 2022, China merupakan sumber impor terbesar UE dengan pangsa di atas 20% dari total impor blok tersebut.

Bagian terbesar kedua adalah milik AS, tetapi angkanya jauh tertinggal di 11,9%. Neraca perdagangan antara China dan UE juga telah banyak berubah menguntungkan Beijing. Pada tahun 2022, Eurostat melaporkan defisit perdagangan ke China sebesar €395,7 miliar ($426,6 miliar). Sementara, Perputaran perdagangan Rusia dengan China juga berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2021, meningkat sebesar 35,8% mencapai $146,8 miliar, TASS melaporkan.

Pada tahun 2022, tumbuh lebih jauh sebesar 29,3% menjadi $190,3 miliar, mencapai titik tertinggi sepanjang masa. Pertumbuhan tersebut sebagian besar merupakan hasil dari peningkatan ekspor Rusia ke China, demikian laporan layanan bea cukai China pada Januari 2023.

Dicetak ulang dari Tribunnews, semua hak cipta dilindungi oleh penulis aslinya.

Affected Trading Instrument

*Risk Disclaimer: The content above represents only the views of the author. It does not represent any views or positions of Maxco and does not mean that Maxco agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the Maxco, Maxco does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

Recommend