Harga emas naik ke atas level $1710 per troy ons pasca data ketenagakerjaan AS yang sedikit mengecewakan memaksa investor untuk menilai ulang prospek suku bunga The Fed di masa mendatang.
Menurut data terbaru, data NFP pada bulan Agustus lebih rendah dari bulan sebelumnya, sementara tingkat pengangguran secara mengejutkan naik menjadi 3,7%, dan tingkat pertumbuhan upah gagal melampaui ekspektasi pasar.
Sentimen tersebut berhasil mendongkrak harga emas di tengah kembali berlanjutnya reli pada mata uang Dolar AS. Di sisi lain, masih tingginya ekspektasi bahwa Federal Reserve akan mempertahankan sikap agresifnya dalam mengendalikan inflasi membuat kenaikan harga emas relatif terbatas.
Sementara itu, perusahaan energi Rusia Gazprom PJSC menghentikan pasokan gas melalui pipa utamanya ke Jerman setelah para pemimpin G7 sepakat untuk mengenakan batasan harga pada minyak Rusia, sehingga meningkatkan kekhawatiran tentang krisis energi di Eropa.
Memburuknya krisis energi di Eropa, yang juga meningkatkan risiko terjadinya resesi di Zona Euro, turut meningkatkan permintaan pada mata uang safe haven seperti Greenback, sekaligus terus membayangi pergerakan harga emas.
Harga emas berbalik diperdagangkan di atas indikator Supertrend, sekaligus mengindikasikan kenaikan lebih lanjut. Dalam jangka pendek, harga emas berpotensi naik ke sekitar level 1718.00, terutama jika terus bertahan di atas level 1710.63-1707.00.
Skenario alternatif berikut ini dapat digunakan jika harga emas berhasil menembus ke bawah level 1707.00.