JAKARTA- Masih banyak yang penasaran apakah seruan aksi boikot produk Israel di medsos berpengaruh ke ekonomi Israel tentu jadi pertanyaan banyak pihak. Seperti diketahui, konflik Israel dan Palestina terus berkecamuk hingga hari ini.
Konflik tersebut merupakan tragedi kemanusiaan yang didukung oleh sistem perekonomian internasional. Hal itulah yang mengetuk hati nurani masyarakat dunia. Sebagai bentuk dukungan, muncul aksi boikot terhadap produk-produk Israel maupun produk yang diduga membela negara Yahudi tersebut. Gerakan ini dikenal sebagai BDS Movement dan kini telah diikuti oleh banyak orang.
Namun, yang menjadi pertanyaan adalah apakah seruan aksi boikot terhadap produk Israel berpengaruh ke ekonomi negara tersebut? Dilansir dari berbagai sumber, Selasa (7/11/2023), berikut penjelasan singkatnya yang dapat diperhatikan.
Sebelumnya, pada 2018 laman Al Jazeera melaporkan adanya kerugian materiil pada Israel berkat gerakan boikot yang dilakukan masyarakat. Dalam laporan tersebut, Israel diperkirakan mengalami kerugian mencapai USD11,5 miliar atau sekitar Rp183,37 triliun per tahun.
Namun, hal tersebut rupanya belum tentu benar. Melansir dari laman Brookings Institution sebuah organisasi non-profit berbasis di Washington, AS, mereka mengatakan bahwa gerakan BDS tidak memiliki dampak secara drastis terhadap ekonomi Israel.
Pasalnya, sebanyak 40 persen produk yang diekspor oleh Israel adalah jenis barang ‘intermediet’ atau produk tersembunyi yang digunakan dalam proses produksi barang di tempat lain, contohnya adalah semikonduktor.