Harga emas telah naik hampir 4% selama dua hari terakhir, menggantikan Indeks Dolar AS dan imbal hasil Treasury yang mengalami penurunan tajam.

Kondisi tersebut terjadi setelah beberapa data ekonomi AS dirilis lebih rendah dari perkiraan. Selain itu, kenaikan suku bunga Australia yang lebih kecil dari ekspektasi menimbulkan spekulasi bahwa The Fed akan memperlambat laju pengetatan moneternya.

Akan tetapi, para ekonom memperingatkan jika saat ini masih terlalu dini untuk berspekulasi bahwa The Fed akan berubah menjadi dovish. Pasalnya, beberapa pejabat The Fed masih menekankan perlunya menaikkan suku bunga untuk mengatasi lonjakan inflasi.

Peringatan dari para ekonom juga senada dengan sinyal hawkish dari Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) dan sebagian besar bank sentral lain yang masih memprioritaskan pengendalian inflasi.

Pergerakan harga emas secara teknikal masih berada dalam tren bullish dan terus bertahan di atas indikator Supertrend. Dalam jangka pendek, harga berpotensi naik ke sekitar level 1729.00 jika terus bertahan di atas area Support 1716.27-1710.00.

Skenario alternatif berikut ini dapat digunakan jika harga emas berhasil menembus ke bawah level 1710.00.