Kilau Emas Pudar, Tertahan Penguatan Dolar
Suara · 07 Oct 2022 366 Views
Kilau Emas Pudar, Tertahan Penguatan Dolar
Ilustrasi harga emas. (Shutterstock)

Suara.com - Harga emas bergerak melemah pada perdagangan hari Kamis, tertekan penguatan dolar dan imbal hasil Treasury, sementara investor bersiap untuk data ketenagakerjaan Amerika yang dapat memengaruhi lintasan kebijakan moneter Federal Reserve.

Mengutip CNBC, Jumat (7/10/2022) harga emas di pasar spot turun 0,2 persen menjadi USD1.712,19 per ounce pada pukul 24.58 WIB, sementara emas berjangka Amerika Serikat ditutup mendatar di posisi USD1.720,8.

Indeks Dolar (Indeks DXY) melonjak sekitar 1 persen membuat emas yang dihargakan dengan  greenback lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Imbal hasil US Treasury 10-tahun juga menguat.

"Kita pada dasarnya hanya menahan diri karena kita memiliki laporan ketenagakerjaan penting besok (Jumat waktu setempat) dan kemudian beberapa data inflasi minggu depan itu akan menjadi dua poin data utama untuk menentukan pergerakan selanjutnya di sini bagi emas, menantikan pertemuan Fed berikutnya," kata Ryan McKay, analis TD Securities.

Baca Juga: Harga Emas Berkilau Lagi, Sentuh Level Tertinggi Tiga Pekan

Data nonfarm payrolls Departemen Tenaga Kerja Amerika untuk periode September, Jumat, mengikuti laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP yang lebih baik dari perkiraan, Rabu.

"Pukulan lain pada data ketenagakerjaan pada akhirnya akan membebani emas," kata McKay.

Pembacaan PMI non-manufaktur Institute for Supply Management juga sedikit di atas ekspektasi, menunjukkan kekuatan yang mendasari ekonomi meski terjadi kenaikan suku bunga.

Data yang optimistis dan komentar  hawkish  dari Presiden Federal Reserve San Francisco Mary Daly, Rabu, mendinginkan harapan untuk pembalikan kebijakan.

Emas sensitif terhadap kenaikan suku bunga, karena ini meningkatkan  opportunity cost  memegang logam kuning yang tidak memberikan imbal hasil.

Baca Juga: Meroket Rp10.000, Harga Emas Antam Jadi Rp955.000/Gram Hari Ini

"Emas perlu melihat perlambatan yang lebih tajam di Amerika dan harga yang lebih lemah agar  bullish breakout  terbentuk," ujar Edward Moya, analis OANDA.

 
Reprinted from Suara , the copyright all reserved by the original author.

Affected Trading Instrument

*Risk Disclaimer: The content above represents only the views of the author. It does not represent any views or positions of Maxco and does not mean that Maxco agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the Maxco, Maxco does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

Recommend