Harga Emas di Pegadaian Bisa Turun Pekan Ini, Berani Borong?
CNBC Indonesia · 10 Oct 2022 2.8K Views


Jakarta, CNBC Indonesia - 
Harga emas batangan di Pegadaian stagnan pada perdagangan Senin (10/10/2022), tetapi di pekan ini ada kemungkinan akan mengalami penurunan. Sebab, ada rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang bisa membawa emas dunia merosot.

Pegadaian menjual 3 jenis emas Antam dan emas UBS berbagai ukuran/satuan. Harga jualnya sama dengan Minggu kemarin.

Emas Antam standar biasa misalnya, ukuran 1 gram dijual Rp 982.000/batang, melansir data dari situs resmi Pegadaian. Kemudian emas Antam retro dan batik dengan ukuran yang sama dibanderol Rp 941.000/batang dan Rp 1.137.000/batang juga sama dengan harga kemarin.

Emas UBS 1 gram dijual Rp 932.000/batang.

Harga emas dunia menjadi salah satu faktor utama yang memicu naik turunnya harga emas batangan di Pegadaian. Jumat pekan lalu harga emas dunia merosot nyaris 1% hingga kembali ke bawah US$ 1.700/troy ons.

Penyebabnya, rilis data tenaga kerja Amerika Serikat yang belum menunjukkan pelemahan meski bank sentralnya (The Fed) sangat agresif dalam menaikkan suku bunga.

Departemen Tenaga Kerja AS Jumat pekan lalu melaporkan tingkat pengangguran turun menjadi 3,5% pada September dari bulan sebelumnya 3,7%. Kemudian sepanjang September, perekonomian AS menyerap 263.000 tenaga kerja, tidak ada pemutusan hubungan kerja (PHK) secara total, dengan rata-rata kenaikan upah 5% year-on-year (yoy).

Pasca rilis tersebut, pelaku pasar melihat The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin menjadi 3,75% - 4%, dengan probabilitas lebih dari 80%, berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group.

Hal ini memberikan tekanan bagi harga emas dunia.

Di pekan ini, Amerika Serikat akan merilis data inflasi yang juga menjadi salah satu acuan The Fed dalam menaikkan suku bunga. Jika inflasi kembali menanjak akibat pasar tenaga kerja yang kuat, maka The Fed bisa jadi akan terus agresif yang membuat harga emas dunia tenggelam lagi dan bisa menyeret emas batangan di Pegadaian.

"Tingkat pengangguran yang rendah dulu terasa sangat baik. Semua orang yang ingin bekerja akan mendapat pekerjaan. Tetapi kita kini kita berada pada situasi di mana tingkat pengangguran yang rendah menjadi pendorong inflasi," kata Ron Hetrick, ekonom senior di Lightcast, perusahaan penyedia data tenaga kerja, sebagaimana dilansir CNBC International, Jumat (7/10/2022).

 

 
Reprinted from CNBC Indonesia , the copyright all reserved by the original author.

Affected Trading Instrument

*Risk Disclaimer: The content above represents only the views of the author. It does not represent any views or positions of Maxco and does not mean that Maxco agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the Maxco, Maxco does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

Recommend