Seputarforex - Harga emas anjlok lebih dari 1% di akhir pekan lalu, akibat kekhawatiran akan kenaikan suku bunga The Fed yang dilakukan guna menjinakkan kenaikan inflasi. Emas menyentuh harga terendah tiga pekan seiring dengan penguatan Dolar AS yang tersokong oleh agresivitas The Fed. XAU/USD diperdagangkan di $1,643.78, merosot 1.3% di sesi terakhir perdagangan pekan lalu.
Harga emas spot jatuh 1.3% ke $1,643.90 per ounce pada pukul 17:42 GMT, melemah 2.9% dalam pekan ini. Harga emas futures juga jatuh 1.6% ke $1,649.50.
Data Inflasi AS yang dirilis pada Kamis lalu, masih menjadi data yang paling diperhatikan oleh pasar. Inflasi Konsumen AS yang menunjukkan angka lebih besar daripada ekspektasi, membangkitkan perkiraan bahwa kenaikan suku bunga The Fed masih perlu dilakukan. Dolar AS pun menguat lebih dari setengah persen. Sebaliknya, harga emas terhempas.
Analis komoditas Daniel Ghali menemukan peningkatan korelasi antara emas dan Dolar AS dalam beberapa waktu terakhir. Menurutnya, Dolar AS yang kemungkinan akan menguat lagi dalam waktu dekat, dapat mengirim emas ke level $1,600 per ounce. Kenaikan suku bunga The Fed dapat memperkuat Dolar AS dan yield obligasi, sehingga harga emas yang merupakan aset tanpa imbal hasil, akan turun.
Pada umumnya, harga emas akan menguat saat inflasi meninggi. Namun, dalam kondisi saat ini, hal itu tak berlaku karena kenaikan suku bunga membuat aset safe haven selain emas tampak lebih menjanjikan. Harga emas kemungkinan akan sulit untuk mendulang kenaikan besar. "Rebound sebesar itu (untuk emas) setelah laporan inflasi AS itu terbilang cukup aneh," kata Craig Erlam, analis pasar senior di OANDA. "Emas bergerak lebih rendah lagi hari ini, lebih sesuai dengan apa yang kita pelajari dari data."