Seputarforex - Harga emas stabil kuat di tengah pelemahan Dolar AS. Data-data ekonomi AS yang kurang memuaskan, sedikit menekan ekspektasi akan kenaikan suku bunga The Fed agresif. Di sesi perdagangan Selasa (25/Oktober) malam ini. XAU/USD diperdagangkan di $1,656.63, menguat 0.41% dari harga pembukaan.
Harga emas spot sempat naik lebih dari setengah persen ke $1,658.00 per ounce, masih di kisaran level tinggi yang tercapai pada hari Jumat lalu. Sedangkan kenaikan harga emas futures di Comex New York mencapai 0.5% ke $1,662.80.
Survei aktivitas bisnis AS yang hasilnya dirilis pada Senin kemarin, menunjukkan adanya kontraksi pada PMI Jasa AS pada bulan Oktober. Indeks Flash PMI Jasa AS hanya 46.6, lebih rendah daripada ekspektasi 49.6, dan sebelumnya di 49.3. Sementara itu, data CB Consumer Confidence yang dirilis pada hari ini juga turun dari 107.8 ke 102.5.
Indeks Dolar AS yang tertekan karena data tersebut, menjadi celah bagi emas untuk menguat. Dolar AS yang turun 0.9% membuat harga emas menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang selain Dolar AS. "Kita melihat pelemahan Dolar dan penguatan mata uang-mata uang lain terhadap Dolar AS. Hal ini membuat harga emas naik," kata Bob Haberkorm, analis dari RJO Futures.
Di samping itu, jika data-data ekonomi terbaru AS memburuk, maka ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed dapat melambat. Kenaikan suku bunga di bawah 75 basis poin, lanjut Haberkorn, dapat diterjemahkan sebagai sinyal bullish pada harga emas. Namun, para trader emas kemungkinan akan terlebih dulu menunggu sesuatu yang lebih konkrit.
Kenaikan suku bunga selama ini meredupkan kilau emas. Sebagai aset tak berimbal hasil, emas akan cenderung melemah dibandingkan dengan obligasi AS ataupun Dolar. "Para investor masih bersikap dingin pada emas, sehingga memungkinkan hambatan pada kenaikan harga emas. Hal itu juag bersamaan dengan posisi data yang mengindikasikan bahwa mayoritas investor keuangan spekulatif masih bertaruh pada penurunan harga emas," komentar tim analis Commerzbank yang dikutip oleh Reuters.