Harga emas naik ke atas level $1660 per troy ons setelah Dolar AS dan imbal hasil Treasury anjlok di tengah meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memperlambat laju kenaikan suku bunganya pada akhir tahun.
Meskipun para pelaku pasar memprediksi The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada bulan November, namun mereka juga berspekulasi bahwa The Fed akan berubah menjadi kurang agresif pada bulan Desember di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang overtightening.
Spekulasi tersebut juga diperkuat oleh mengecewakannya beberapa data ekonomi terbaru AS, yang mengindikasikan bahwa pengetatan kebijakan moneter telah berdampak negatif terhadap perekonomian.
Di sisi lain, para pelaku pasar masih bersikap hati-hati terhadap risiko kenaikan inflasi, yang berpotensi memicu reli pada mata uang Dolar AS dan imbal hasil Treasury.
Sementara itu, Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva meminta bank sentral untuk terus menaikkan suku bunganya lebih lanjut guna mengendalikan inflasi hingga mencapai level “netral”.
Tren pergerakan harga emas sejauh ini masih berada dalam tren bullish. Hal ini diindikasikan oleh pergerakannya yang masih terus bertahan di atas indikator Supertrend. Dalam jangka pendek, harga emas berpotensi naik ke sekitar level 1674.00, terutama jika terus bertahan di atas area Support 1662.61-1657.00.
Skenario alternatif berikut ini dapat digunakan jika harga emas berhasil menembus ke bawah level 1657.00.