Harga emas berhasil naik ke atas level $1700 per troy ons seiring terjadinya pelemahan lebih lanjut pada Indeks Dolar AS.
Dari sisi fundamental, investor tengah menantikan rilis data inflasi AS pada hari Kamis (10 November), seraya berharap bahwa data tersebut akan mengkonfirmasi adanya tren penurunan inflasi, yang berpotensi meredam sikap agresif The Fed.
Para pelaku pasar saat ini memprediksi The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuannya bulan depan. Meskipun demikian, data inflasi AS yang lebih tinggi dari perkiraan berpotensi membuat The Fed kembali menaikkan suku bunganya sebesar 75 basis poin.
Sementara itu, kembali meningkatnya jumlah kasus Covid-19 di China meredam spekulasi bahwa China akan kembali membuka perekonomiannya, terlebih karena hal tersebut dapat meningkatkan permintaan emas perhiasan dari China – yang merupakan salah konsumen emas perhiasan terbesar kedua di dunia setelah India.
Harga emas masih terus bertahan di atas indikator Supertrend, yang merupakan sinyal bahwa harga emas sejauh ini masih berada dalam tren bullish. Dalam jangka pendek, harga emas masih berpotensi naik lebih lanjut ke sekitar level 1731.00, terutama jika terus bertahan di atas area Support 1703.53-1690.00.
Skenario alternatif berikut ini dapat digunakan jika harga emas berhasil menembus ke bawah level 1690.00.