Seputarforex - Harga emas melesat hampir 2% di sesi perdagangan Kamis (01/Desember) malam. Untuk pertama kalinya sejak pertengahan Agustus 2022, harga emas futures di Comex New York meroket hingga 3.1% ke $1,813.80. Sedangkan harga emas spot akhirnya menembus $1,800 per ounce pada pukul 15:25 GMT. Saat berita ini ditulis, XAU/USD melesat 1.84% ke $1,800.60.
Prospek perlambatan kenaikan suku bunga The Fed menjadi pendukung harga emas dalam dua hari terakhir. Jim Wyckoff, pakar emas dari Kitco menjelaskan bahwa uptrend harga emas sudah terbangun dalam grafik harian. Hal itu mengundang aksi beli teknikal. Di samping itu, pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell yang bernada dovish menyokong pada komoditas dan melemahkan Dolar.
Dalam pidatonya kemarin malam, Powell mengatakan bahwa inilah saatnya untuk memulai perlambatan kenaikan suku bunga dalam beberapa waktu ke depan. Namun, bank sentral masih perlu mengendalikan inflasi, sehingga kebijakan dalam level ketat mungkin masih diperlukan. Merespon pernyataan Powell, Dolar AS anjlok dan harga emas menjulang. Pasar mengekspektasikan, The Fed akan menaikkan suku bunga 50 basis poin saja pada FOMC Desember ini.
Para analis menilai wajar jika investor mulai beralih ke emas karena data fundamental AS pun mendukung. Trend inflasi sejak bulan lalu tercatat sedikit mendingin. Dari segi teknikal, analis Reuters mengamati bahwa emas diperdagangkan di atas MA 50-day, 100-day dan 200-day, yang dianggap sebagai sinyal bullish.
Kemarin, data ADP Employment Change AS dilaporkan mengalami penurunan. Perolehan ADP Employment Change adalah 200,000 pada bulan November dari 233,000 sebelumnya. Data ini sedikit banyak akan merefleksikan data Non Farm Payroll AS yang akan dirilis pada Jumat malam. Menurut analisis Ole Hansen dari Saxo Bank, apabila NFP AS lebih lemah daripada sebelumnya, maka jalan emas untuk menambah kenaikan akan semakin terbuka lebar.
