Harga emas bertahan di atas level $1810 per troy ons seiring berlanjutnya pelemahan pada mata uang Dolar AS, terutama pasca Bank of Japan (BoJ) mengejutkan pasar dengan bersikap hawkish.
Pergerakan harga emas sejauh ini juga ditopang oleh meningkatnya kekhawatiran bahwa pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut oleh Federal Reserve dapat menyebabkan ekonomi Amerika Serikat pada tahun 2023 jatuh ke jurang resesi.
Terkait kekhawatiran tersebut, beberapa ekonom berspekulasi bahwa pelemahan ekonomi AS dapat memaksa The Fed untuk mengubah kebijakannya lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.
Meskipun demikian, Ketua The Fed Jerome Powell pada pekan lalu mengatakan bahwa bank sentral masih akan terus menaikkan suku bunganya pada tahun depan meskipun terdapat risiko resesi.
Harga emas kembali diperdagangkan di atas level psikologis $1800 sekaligus berhasil menembus ke atas indikator Supertrend. Dalam jangka pendek, aksi beli emas diperkirakan masih akan berlanjut, dan berpotensi membuat harga emas naik ke sekitar level 1824.00, terutama jika terus bertahan di atas level 1811.94-1806.00.
Skenario alternatif berikut ini dapat digunakan jika harga emas berhasil menembus ke bawah level 1806.00.