Resesi Dunia Mendekat, Emas Antam Bertahan di Atas Rp 1 Juta
CNBC Indonesia · 21 Dec 2022 1.8K Views

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. atau yang dikenal dengan emas Antam turun pada perdagangan Selasa (20/12/2022). Meski demikian harga emas Antam 1 gram masih bertahan di atas Rp 1 juta/batang.

2023 diperkirakan akan menjadi tahun yang berat, sebab dunia diprediksi mengalami resesi.

Saat resesi terjadi, maka daya tarik emas akan meningkat, harganya pun bisa kembali naik. Namun, pergerakan harga emas batangan di dalam negeri sangat tergantung dari emas dunia yang saat ini harganya masih naik turun.

Resesi memang bisa meningkatkan permintaan emas, tetapi bank sentral di berbagai negara yang agresif menaikkan suku bunga juga memberikan tekanan turun.

Harga emas dunia pun masih tertahan di bawah US$ 1.800/troy ons. Sementara emas di dalam negeri menjadi cukup tinggi akibat nilai tukar rupiah yang melemah.

Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, harga emas batangan hari ini turun Rp 3.000/gram. Emas dengan berat 1 gram dijual Rp 1.004.000/batang.

PT Antam menjual emas mulai ukuran 0,5 gram hingga 1.000 gram. Harga jual tersebut belum termasuk pajak 0,9% bagi pembelian tanpa menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,45% dengan NPWP.

Di pekan ini, harga emas dunia diperkirakan akan naik. Hasil survei Kitco terhadap 20 analis di Wall Street menunjukkan sebanyak 9 orang memprediksi harga emas akan naik., sementara 5 analis melihat ada risiko penurunan dan sisanya netral.

Sementara survei yang dilakukan terhadap pelaku pasar dengan 772 responden menunjukkan 57% memprediksi emas akan naik, 26% turun dan sisanya netral.

Jika prediksi tersebut benar, maka harga emas batangan di dalam negeri juga berpeluang naik selama nilai tukar rupiah tidak menguat tajam. Pergerakan kurs rupiah juga berperan terhadap harga emas batangan, sebab emas dunia dibanderol dengan dolar AS.

Ketika emas dunia naik dan nilai tukar rupiah tetap, maka harga emas dunia akan menjadi lebih mahal ketika dikonversi dari the greenback menjadi Mata Uang Garuda.

Sebaliknya ketika emas naik dan nilai tukar rupiah menguat, maka ketika dikonversi ke rupiah harganya tentunya akan lebih rendah ketimbang ketika rupiah tidak mengalami penguatan.

Reprinted from CNBC Indonesia , the copyright all reserved by the original author.

Affected Trading Instrument

*Risk Disclaimer: The content above represents only the views of the author. It does not represent any views or positions of Maxco and does not mean that Maxco agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the Maxco, Maxco does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

Recommend