USD/JPY berada di bawah tekanan jual yang cukup intens menembus level psikologis 130,00, dan terus membentuk level terendah hariannya setelah sempat menembus level terendahnya dalam enam bulan di 129,82 hanya dalam satu jam. Penurunan tiba-tiba pasangan mata uang safe haven dipicu setelah gagal menembus level tertinggi harian 131,40 , dan berbalik arah dan terus memperbarui level terendah hariannya.
Penurunan tajam pasangan USD/JPY ini terutama dipicu oleh aksi berburu pasar pada aset safe haven Yen Jepang, menyusul pasar ekuitas berjangka AS tergelincir pada pembukaan yang seakan diarahkan ke aset safe-haven ke Yen. Selain itu, spekulasi seputar potensi pivot hawkish oleh Bank of Japan (BoJ) untuk mengatasi inflasi dapat dikaitkan dengan kekuatan JPY yang masif di awal perdagangan.
Selanjutnya, pasar akan berfokus pada rilis data indeks PMI Manufaktur Global S&P AS. Meskipun risalah pertemuan the Fed pada Desember, yang akan dirilis pada hari Rabu, juga akan mempengaruhi dinamika harga pasar, dengan melihat risiko bahwa banyak anggota FOMC menganggap akan perlunya suku bunga naik lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama.
Reaksi Pasar
Yen Jepang menguat dengan cukup meyakinkan atas spekulasi pasar terhadap Bank of Japan dan pasar saham Asia yang berada di area negatif, sehingga membuat pasar berburu aset safe haven. Likuiditas yang lebih rendah karena hari libur umum di Jepang juga membesar-besarkan pergerakan mata uang utama.
Tren
USD/JPY menembus level terendah baru dalam enam bulan terakhir di level 129.72 di perdagangan sesi Asia Selasa dan berpotensi memperbarui level terendahnya bahkan tren bearish yang sudah dimulai sejak 29 Desember 2022.
Rencana Perdagangan
Potensi Sell USD/JPY pada level 129.60 dengan target profit pada level 129.30/129.20
Waspadai koreksi USD/JPY jika dolar AS berhasil rebound dengan potensi Buy pada level 129.80 dengan target profit pada level 130.20/130.30