Harga Minyak Dunia Turun 2 Persen
Kompas · 31 Jan 2023 1.4K Views

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia mengalami penurunan pada perdagangan Senin (30/1/2023) waktu setempat atau Selasa pagi WIB. Pergerakan harga minyak dipengaruhi oleh kebijakan kenaikan suku bunga di beberapa negara, dan ekspor minyak Rusia yang kuat.

Mengutip CNBC, harga minyak berjangka Brent untuk pengiriman Maret mengalami penurunan 2,03 persen menjadi 84,9 dollar AS per barrel. Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) melemah 2,23 persen pada level 77,9 dollar AS per barrel.

Kenaikan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin pada hari Rabu pekan lalu, diikuti oleh kenaikan 0,5 poin oleh Bank Inggris dan Bank Sentral Eropa.

"Kami melihat sentimen risk back off dari reli dua minggu terakhir di tengah gagasan suku bunga yang lebih tinggi dapat memperlambat permintaan lebih cepat," kata Dennis Kissler, wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial.

Pasar juga berada di bawah tekanan dari indikasi pasokan Rusia yang kuat meskipun ada larangan Uni Eropa dan pembatasan harga oleh negara G7 sebagai bentuk sanksi atas invasi Rusia ke Ukraina.

Selain pertemuan bank sentral, Rabu pekan lalu juga terdapat agenda pertemuan Organisasi Negara Pengekspor Minyak atau OPEC+ yang fokus membicarakan mengenai ekspor minyak Rusia. Dalam pertemuan panel, OPEC+ mengatakan tidak mungkin mengubah kebijakan produksi.

“OPEC+ tidak mungkin mengubah kebijakan, tapi dapat mengejutkan pasar dengan pemotongan kecil,” kata pialang minyak PVM.

Pada perdagangan hari Senin, harga minyak sempat mengalami kenaikan karena ketegangan di Timur Tengah setelah serangan pesawat tak berawak di Iran. Sentimen juga muncul dari harapakan akan permintaan China yang lebih tinggi.

“Meskipun belum jelas apa yang terjadi di Iran, setiap eskalasi di sana berpotensi mengganggu aliran minyak mentah,” kata Stefano Grasso, manajer portofolio senior di 8VantEdge di Singapura.

Harapan atas kenaikan permintaan China juga mendorong harga minyak pada tahun 2023. Importir minyak mentah terbesar dunia itu memastikan konsumsi akan pulih untuk mendorong permintaan impor minyak.

"Pasar telah menghargai permintaan yang meningkat sebagian besar dari China sehingga para pedagang menunggu untuk mengambil sikap, atas tanda-tanda yang jelas dari permintaan," tambah Kissler.

Pedagang juga tetap berhati-hati terhadap produksi minyak dan transportasi di Texas. Hal ini merespon regulator minyak negara bagian yang menyarankan operator pipa untuk mengamankan peralatan dan fasilitas, karena perkiraan cuaca buruk selama beberapa hari ke depan.

 
Reprinted from Kompas , the copyright all reserved by the original author.

Affected Trading Instrument

*Risk Disclaimer: The content above represents only the views of the author. It does not represent any views or positions of Maxco and does not mean that Maxco agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the Maxco, Maxco does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

Recommend