Prospek Pengurangan Output OPEC, Harga Minyak Melonjak di Awal Pekan
SeputarForex · 30 Aug 2022 1.6K Views



Harga minyak mentah melonjak lebih dari empat persen pada perdagangan awal pekan karena didukung oleh mencuatnya kembali prospek pemangkasan produksi OPEC dalam waktu dekat. Minyak Brent sempat menyentuh $105.37 per barrel, namun pada hari Selasa (30/Agustus) pagi sudah sedikit terkoreksi dan bergerak pada kisaran $104.32 per barrel atau melemah 0.69 persen. Kondisi serupa juga dialami minyak WTI yang berada pada kisaran $96.64 per barrel, melemah 0.29 persen dari harga open harian.

Lonjakan harga minyak tidak terlepas dari manuver Arab Saudi selaku produsen terbesar OPEC yang pada akhir pekan lalu kembali menegaskan komitmen untuk melakukan pengurangan produksi jika Iran mencapai kesepakatan nuklir dengan negara Barat.

“Harga minyak menguat signifikan di awal pekan saat pelaku pasar tengah berekspektasi tinggi terhadap upaya pengurangan output OPEC dan sekutunya yang bertujuan untuk mengembalikan keseimbangan pasar ditengah meningkatnya kembali prospek kesepakatan nuklir Iran,” kata Sugandha Sachdeva, wakil presiden riset komoditas di Religare Broking.

Dalam lanjutannya Sachdeva menambahkan negara anggota Badan Energi Internasional kemungkinan besar akan melepaskan cadangan minyak starategis jika dirasakan perlu, terutama apabila rencana pengurangan output OPEC benar-benar terrealisasi.

Namun sayangnya, reli harga minyak kemarin dibatasi oleh penguatan dolar AS yang didukung oleh pernyataan hawkish ketua The Fed, Jerome Powell yang pada Jumat pekan lalu mengatakan laju kenaikan suku bunga tidak akan kendur meskipun muncul tanda-tanda bahwa perekonomian AS tengah melambat.

“Posisi dolar AS yang kokoh menahan harga minyak untuk menguat lebih jauh, namun masalah kekurangan pasokan di pasar energi dunia diperkirakan masih akan mendukung bias bullish minyak,” ungkap Tina Teng, analis CMC dalam sebuah catatan.

Meski sempat melemah dibawah level psikologis $100 per barrel, secara garis besar pasar minyak masih berada dalam kondisi cukup ketat saat ini. Krisis energi Eropa yang tidak kunjung selesai, ditambah dengan kerusuhan yang terjadi di Libya belum lama ini, memicu kekhawatiran bahwa negara itu akan kembali terjatuh kedalam konflik besar yang akan menganggu produksi dan membuat pasokan minyak semakin ketat.

Reprinted from SeputarForex , the copyright all reserved by the original author.

Affected Trading Instrument

*Risk Disclaimer: The content above represents only the views of the author. It does not represent any views or positions of Maxco and does not mean that Maxco agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the Maxco, Maxco does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

Recommend