NEW YORK, KOMPAS.com - Bursa saham AS atau Wall Street ditutup bervariasi pada akhir perdagangan Senin (13/11/2023) waktu setempat atau Selasa pagi WIB. Pergerakan saham di Wall Street tertekan setelah Moody’s Investors Service memangkas prospek peringkat utang AS menjadi negatif.
S&P 500 ditutup turun tipis 0,08 persen pada level 4.411,55. Nasdaq Komposit melemah 0,22 persen di posisi 13.767,74. Sementara itu, Dow Jones Industrial Average bertambah 0,16 persen atau 54,77 poin ke posisi 34.337,87.
Investor menantikan pembacaan indeks harga konsumen pada bulan Oktober, yang akan dirilis pada hari Selasa, sebagai katalis berikutnya bagi pasar. Inflasi umum diperkirakan naik menjadi 3,3 persen YoY dan 0,1 persen MoM, menurut ekonom yang disurvei oleh Dow Jones.
Jumat lalu, Moody's menggarisbawahi adanya defisit fiskal AS sangat besar. Lembaga pemeringkat ini menegaskan kembali bahwa peringkat kredit Amerika berada di level AAA, yang merupakan posisi tertinggi. Tiga bulan lalu, Fitch juga menurunkan peringkat default jangka panjang penerbit mata uang asing AS menjadi AA+ dari AAA. Penurunan peringkat sebagai dampak memburuknya fiskal AS, dan meningkatnya beban utang.
Imbal hasil Treasury AS bergerak cenderung datar pada hari Senin meskipun prospeknya negatif. Surat utang Treasury AS tenor 10 tahun juga mencatat imbal hasil 4,6 persen atau naik sekitar 1 basis poin.
“Kami melihat reaksi investor terhadap pemangkasan dari Moody’s, namun kami juga melihat kegelisahan terhadap beberapa perkembangan besar yang tertunda minggu ini,” kata Greg Bassuk, CEO AXS Investments.
“Kami pikir semua perhatian terfokus pada data inflasi minggu ini dan kebijakan Fed ke depannya,” lanjut dia.
Bassuk memperkirakan volatilitas pasar akan terus berlanjut hingga akhir tahun, terutama mengingat kondisi geopolitik saat ini yang sedang berlangsung. Kondisi yang dikombinasikan dengan data ekonomi yang beragam tentu akan meningkatkan volatilitas pasar.