Hong Kong (ANTARA) - Saham-saham di bursa  Asia naik pada akhir perdagangan Rabu, karena investor memperkirakan kenaikan suku bunga global di masa depan mungkin menjadi kurang agresif di tengah tanda-tanda awal pengetatan kebijakan sebelumnya sedang bekerja untuk meredam tekanan harga di beberapa ekonomi utama dunia.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang melonjak 2,3 persen, setelah saham AS mengakhiri sesi sebelumnya dengan keuntungan besar. Indeks telah naik 1,4 persen sejauh bulan ini.

Indeks S&P/ASX 200 saham Australia ditutup meningkat 1,74 persen, indeks saham Nikkei Jepang ditutup menguat 0,48 persen, indeks KOSPi Korea Selatan terangkat 0,26 persen.

Indeks Hang Seng Hong Kong melambung 5,85 persen, didorong lebih tinggi oleh kenaikan 7,0 persen saham di sektor teknologi. Pasar China Daratan masih tutup untuk hari liburan umum.

Investor sedang menunggu keputusan pasokan penting dari OPEC+ yang akan dirilis Rabu nanti yang dapat memiliki implikasi global untuk harga energi dan inflasi yang sudah tinggi.

Setelah membuat kenaikan kuat pada hari sebelumnya, minyak mentah AS turun 0,35 persen menjadi diperdagangkan di 86,22 dolar AS per barel, sementara minyak mentah Brent melemah 0,29 persen menjadi diperdagangkan di 91,58 dolar AS per barel.

OPEC+, yang mencakup Rusia dan Arab Saudi, dapat memangkas antara 1 dan 2 juta barel per hari, menurut laporan Reuters pada Rabu pagi.

Nada positif di ekuitas Asia pada Rabu bisa terbukti berumur pendek.

Pada awal perdagangan Eropa, indeks berjangka pan-region Euro Stoxx 50 turun 0,32 persen pada 3.467 poin, indeks DAX berjangka Jerman turun 0,41 persen pada 12.631 poin, indeks FTSE berjangka turun 0,33 persen pada 7.071 poin.

Saham berjangka AS, S&P 500 e-mini turun 0,44 persen menjadi 3.786,50 poin.

Indeks Dow Jones dan S&P 500 melakukan reli dua hari terbesar dalam dua tahun pada Selasa (4/10/2022) karena kekhawatiran kenaikan suku bunga yang agresif mereda.

Sentimen positif dipicu setelah lowongan pekerjaan AS turun paling dalam dalam hampir 2,5 tahun pada Agustus sebagai tanda bahwa misi Federal Reserve untuk menjinakkan permintaan dengan menaikkan suku bunga berhasil.

"Investor sudah mulai mempertimbangkan bahwa bank sentral dapat mulai memperlambat laju kenaikan suku bunga mereka dan itu mendukung selera risiko," Clara Cheong, ahli strategi global JPMorgan Asset Management, mengatakan kepada Reuters.

"Bagi saya, ini terlihat seperti reli pasar bearish daripada apa pun yang mungkin akan berkelanjutan dulu. Untuk mempertahankannya, kita perlu melihat headline dan inflasi inti turun dan bukan hanya untuk satu atau dua bulan, kita perlu melihat sebuah tren terjadi."

Indeks Harga Konsumen AS untuk September akan diterbitkan pada 13 Oktober.

Kinerja kuat saham Australia adalah kenaikan dua hari pertama sejak 13 September dan mengikuti hari terbaik pasar saham dalam lebih dari dua tahun pada Selasa (4/10/2022) setelah bank sentral Australia (RBA) menaikkan suku bunga 25 basis poin yang lebih kecil dari perkiraan.

Sebagai tanda beberapa bank sentral masih cemas tentang inflasi, Selandia Baru menaikkan suku bunga 50 basis poin pada Rabu, seperti yang diperkirakan, tetapi mengatakan telah mempertimbangkan kenaikan 75 basis poin.

"Ini adalah pembulatan pasar oversold karena telah terjadi stabilisasi dalam obligasi pemerintah AS sepuluh tahun, dolar AS telah mulai berkonsolidasi dan itu telah menciptakan sentimen positif ini di pasar saham," kata Jack Siu, kepala investasi Credit Suisse Greater China.

"Ini akan menjadi salah satu kenaikan yang Anda lihat tidak akan bertahan di pasar yang bergejolak."

Imbal hasil pada obligasi AS 10-tahun yanh jadi acuan naik menjadi 3,6232 persen dibandingkan dengan penutupan AS sebesar 3,617 persen pada Selasa (5/10/2022).

Imbal hasil dua tahun, yang naik bersama ekspektasi pedagang terhadap suku bunga dana Fed yang lebih tinggi, menyentuh 4,0799 persen dibandingkan dengan penutupan AS sebesar 4,097 persen.

Dolar turun sedikit terhadap yen menjadi 144,05..

Euro tergelincir 0,1 persen hari ini menjadi 0,9971 dolar, setelah terangkat 1,76 persen dalam sebulan, sementara indeks dolar, yang melacak greenback terhadap sekeranjang mata uang mitra dagang utama lainnya, sedikit positif di sesi sore Asia setelah diperdagangkan di merah tadi.

Emas sedikit lebih rendah. Emas spot diperdagangkan pada 1.719,89 dolar AS per ounce.