![](https://prod-static.maxco.co.id/crm/202210/3176abb282d276c22ce67f900d114662e3659cac.png)
Rusia puji OPEC+ berani tolak permintaan AS, hubungan Biden-Kerajaan Saudi makin tegang. (Foto: Reuters)
MOSKOW, iNews.id - Rusia memuji keputusan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) yang berani menolak permintaan Amerika Serikat (AS) untuk menambah produksi minyak. OPEC+ justru sepakat memangkas produksi untuk meredam kekacauan di pasar energi global.
Keputusan OPEC untuk memangkas produksi minyak sebanyak 2 juta barel per hari (bph) mulai November mendatang dilakukan di tengah tekanan AS. Ini semakin mempertegang hubungan yang sudah tegang antara Gedung Putih dan keluarga kerajaan Arab Saudi.
Gedung Putih berusaha keras untuk mencegah pengurangan produksi minyak. Presiden AS Joe Biden berharap untuk menjaga harga bensin AS agar tidak melonjak lagi menjelang pemilihan paruh waktu, di mana partai Demokrat sedang berjuang untuk mempertahankan kendali atas Kongres AS.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, sangat baik bahwa pekerjaan yang seimbang, bijaksana dan terencana dari negara-negara, yang mengambil posisi bertanggung jawab dalam OPEC, bertentangan dengan tindakan AS.
"Ini setidaknya menyeimbangkan kekacauan yang disebabkan oleh Amerika," kata Peskov, menurut kantor berita Rusia, dikutip dari Reuters, Senin (10/10/2022).
Peskov menilai, AS mulai kehilangan ketenangannya atas keputusan OPEC. Bahkan mencoba untuk mendorong volume tambahan cadangannya ke pasar.
"Mereka mencoba memanipulasi dengan cadangan minyak mereka dengan melemparkan volume tambahan ke pasar. Permainan seperti itu tidak akan menghasilkan sesuatu yang baik," ujar Peskov.
Sementara itu, Menteri Keuangan (Menkeu) AS Janet Yellen mengatakan, keputusan OPEC+ untuk memangkas produksi minyak tidak bijaksana. Selain itu, menurut dia, juga bisa berdampak buruk bagi ekonomi global.