JAKARTA, iNews.id - Harga minyak mentah naik menembus level tertingginya dalam 2 pekan terakhir seiring melonjaknya permintaan di tengah tren kenaikan suku bunga yang diramal dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Data perdagangan pada Kamis (27/10/2022) siang menunjukkan harga minyak Brent di Intercontinental Exchange (ICE) untuk kontrak Januari 2023 menguat 0,29 persen di 94,06 dolar Amerika Serikat (AS) per barel.
Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) di New York Mercantile Exchange (NYMEX) untuk pengiriman Januari naik 0,31 persen menjadi 86,95 dolar AS per barel.
Naiknya harga minyak mentah juga dipicu melemahnya dolar AS ke level terendah lebih dalam sebulan terakhir, akibat kekhawatiran perlambatan ekonomi.
Delain itu, harga minyak naik tajam juga didorong oleh rencana Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan Sekutu (OPEC+) yang akan memangkas produksi 2 juta barel, yang notabene pengurangan pasokan terbesar sejak pandemi COVID-19.
Melansir Investing.com, Kamis (27/10/2022), pasokan minyak diperkirakan masih cukup ketat ke depan menjelang kebijakan Uni Eropa yang akan mengembargo produk minyak dan gas Rusia,
Kendati demikian, Amerika Serikat (AS) sebelumnya menyatakan akan mengimbangi pengetatan ini dengan melepaskan lebih banyak cadangan minyak. Gedung Putih merilis sekitar 3,4 juta barel minyak mentah dari SPR pekan lalu, yang membuat stok mereka berada di level terendah sejak 1984.
Permintaan minyak di importir terbesar dunia, China, juga diperkirakan akan tetap lemah dalam beberapa bulan mendatang, mengingat negara tersebut tidak memiliki rencana untuk mengurangi kebijakan ketat nol-Covid