Harga minyak mentah WTI naik ke atas level $79 per barel setelah sebuah data menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah AS anjlok, sementara pertemuan OPEC+ yang akan berlangsung pada beberapa hari mendatang memicu kekhawatiran tentang pemangkasan produksi minyak lebih lanjut.

Menurut data API, persediaan minyak mentah AS turun hampir 8 juta barel pada pekan lalu. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dari ekspektasi turun 2,487 juta barel, dan lebih besar dari penurunan yang terjadi pada pekan sebelumnya yaitu 4,819 juta barel.

Sementara itu, OPEC+ akan melakukan pertemuan pada 4 Desember untuk menentukan kebijakan produksinya. Para pelaku pasar berspekulasi bahwa OPEC+ akan kembali memangkas produksi minyaknya lebih lanjut guna mengimbangi penurunan harga minyak.

Dari sisi permintaan, harga minyak juga ditopang oleh berita bahwa China akan menggencarkan vaksinasi kepada warganya di tengah meningkatnya tekanan agar melakukan pelonggaran pembatasan sosial dan meluasnya protes terkait kebijakan Covid-19.

Harga minyak masih terus berkonsolidasi di sekitar level psikologis $80 per barel setelah sempat tertekan hingga level $73,60 pada 28 November lalu. Secara teknikal, pergerakan harga minyak yang terus bertahan di atas indikator Supertrend menjadi sinyal bahwa harga minyak tengah berusaha untuk melanjutkan momentum positifnya. Dalam jangka pendek, harga minyak berpotensi naik ke sekitar level 79.70, terutama jika terus bertahan di atas area Support 78.49-77.90.

Skenario alternatif berikut ini dapat digunakan jika harga minyak berhasil menembus ke bawah level Support 77.90.