Duet AUD/USD mengalami penguatan cukup pesat di tengah depresiasi dolar AS dan normalisasi aktivitas ekonomi China pasca-pandemi. Momentum reli mereda pada pertengahan pekan ini, tetapi rilis data ritel dan inflasi Australia tadi pagi (11/Januari) menopang posisi AUD/USD pada kisaran 0.6900-an.
Grafik AUD/USD Daily via TradingView
Australian Bureau of Statistics (ABS) melaporkan bahwa laju inflasi meningkat 7.3 persen (Year-on-Year) pada kuartal keempat 2022. Angka tersebut sesuai dengan ekspektasi konsensus, tetapi masih lebih tinggi daripada kenaikan 6.9 persen pada periode sebelumnya.
Data penjualan ritel juga bertumbuh 1.4 persen (Month-over-Month) pada November 2022, atau terakselerasi tiga kali lipat dibandingkan pertumbuhan 0.4 persen pada periode sebelumnya. Data ini juga melampaui estimasi konsensus yang dipatok pada 0.6 persen saja.
Kedua data membantu dolar Australia mengukuhkan posisinya sebagai salah satu mata uang berkinerja terbaik sejak Perayaan Tahun Baru. Pasalnya, data mengisyaratkan perlunya bank sentral Australia (RBA) untuk menaikkan suku bunga lebih tinggi dibanding perkiraan sebelumnya.
RBA menaikkan suku bunga sampai 3.10 persen pada bulan Desember lalu, sembari mengungkapkan niat untuk memperlambat laju "rate hike" ke depan. Pada saat itu, mayoritas pelaku pasar memprediksi RBA hanya akan menaikkan suku bunga sebanyak 1-2 kali lagi sampai tingkat terminal 3.35% atau 3.65% (menandakan kenaikan masing-masing sebesar 25 basis poin pada Januari dan Februari). Tapi data penjualan ritel dan inflasi Australia kali ini mendukung proyeksi suku bunga terminal yang lebih tinggi.