Indeks dolar AS (DXY) ambles nyaris 1 persen sampai rentang terendah sembilan bulan pada kisaran 101.00 seusai pengumuman hasil rapat FOMC The Fed pada dini hari tadi. Beragam mata uang mayor lain kompak menekan greenback lebih lanjut dalam pembukaan sesi Asia-Australia pagi ini (2/Februari).
EUR/USD merangsek ke atas ambang 1.1000, sementara USD/JPY terperosok lagi ke kisaran 1.2840-an. AUD/USD dan NZD/USD masing-masing mengukuhkan posisi pada rekor tertinggi sejak Juni 2022.
Grafik DXY Daily via TradingView
FOMC memutuskan untuk menaikkan suku bunga sebanyak 25 basis poin, sesuai dengan ekspektasi pasar. Mereka menegaskan pula bahwa kenaikan suku bunga perlu dilaksanakan beberapa kali lagi demi menekan laju inflasi.
Hasil rapat FOMC secara keseluruhan bernada hawkish. Kendati demikian, pelaku pasar lebih menyoroti pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell dalam konferensi persnya.
Powell mengulangi kembali niatnya untuk mempertahankan suku bunga tinggi sepanjang 2023, serta membantah spekulasi pasar tentang pemangkasan suku bunga tahun ini. Namun, ia juga mengatakan bahwa proses disinflasi sudah dimulai dan The Fed akan terus membuat keputusan berdasarkan evaluasi kondisi ekonomi pada tiap rapat.
Disinflasi adalah penurunan tingkat inflasi. Fenomena tersebut saat ini terlihat dalam melambatnya kenaikan harga-harga barang, normalisasi rantai pasokan pasca-pandemi, serta penurunan harga komoditas energi.
Komentar Powell tersebut mengikis efek hawkish dari pengumuman hasil rapat FOMC. Bursa saham Wall Street melambung, sedangkan dolar AS melempem.
Fed Funds Futures menunjukkan pelaku pasar kini memperkirakan suku bunga The Fed akan mencapai puncaknya pada 4.89% per Juni, kemudian jatuh ke 4.39% per Desember 2023. Angka-angkanya semakin jauh dari proyeksi Dot Plot terakhir dari rapat FOMC Desember 2022 yang menunjukkan kemungkinan suku bunga naik sampai lebih dari 5.00%.
Dolar AS juga terbebani oleh rilis beberapa data ekonomi yang sangat mengecewakan pada awal sesi New York kemarin. Data ADP Non-farm Employment Change hanya meningkat sebanyak 106k, atau lebih rendah daripada estimasi konsensus yang dipatok pada 178k. Skor PMI Manufaktur versi ISM juga anjlok lebih lanjut dari 48.4 sampai 47.4, padahal para ekonom hanya mengantisipasi penurunan sampai 48.0.