Leverage dalam trading termasuk trading forex dapat dilihat sebagai perbandingan antara besaran modal trader dengan besaran dana yang dipinjam dari broker. Trading dengan menggunakan leverage adalah seperti meminjam uang sementara dari perusahaan broker dengan besaran tertentu, dengan memberikan jaminan dalam jumlah yang lebih kecil.
Jaminan itulah yang disebut sebagai "Margin". Semakin besar leverage (atau dengan kata lain, semakin kecil margin forex), maka besarnya jumlah "uang jaminan" yang diperlukan pun akan semakin hemat.
Sebagai contoh, Amir hendak membeli 1 lot EUR/USD pada 1.23000 dengan basis 100.000 unit.
- Bila tidak menggunakan leverage, maka Amir akan membutuhkan margin forex (margin requirement) sebesar 1 lot x 1.23000 x 100.000 = 123.000 USD.
- Namun dengan menggunakan leverage, misalnya 1:500, maka margin requirement akan menjadi = (1x1.23000x100.000) / 500 = 246 USD. Dengan meminjam dana dari broker, maka Amir hanya perlu memberikan jaminan 246 USD agar dapat bertransaksi 1 lot di EUR/USD.
Dari contoh di atas, dengan memperbesar leverage forex sebanyak enam kali, maka margin yang dibutuhkan juga akan berkurang sebesar enam kali lipat. Amir hanya membutuhkan dana sebesar 41 USD sebagai uang jaminannya di broker. Patut diingat bahwa leverage forex hanya mempengaruhi besarnya kekuatan dana yang bisa digunakan dan tidak berpengaruh pada besarnya profit maupun loss.
Sekali lagi, leverage hanya mempengaruhi besarnya margin forex saja. Hal itu kemudian akan menentukan besar modal minimal yang dibutuhkan dalam membuka dan menahan posisi. Namun lot yang terlalu besar juga dapat menekan ekuitas akun trading pada saat merugi.
Leverage juga dikenal sebagai pedang bermata dua, karena selain memberikan kemudahan, juga meningkatkan risiko kerugian. Karenanya salah satu kunci adalah pemanfaatan leverage yang bijak. Dengan demikian, walaupun leverage yang digunakan termasuk tingkat tinggi, tidak akan cemas akan risiko terkena Margin Call.
Salah satu pertanyaan yang umum adalah berapa besar leverage forex yang aman? Dilema para trader adalah leverage rendah yang membatasi kesempatan trading dengan modal kecil, atau leverage tinggi yang memiliki risiko tinggi.
Jawabannya adalah sesuai dengan kebutuhan serta kesiapan trader menanggung risiko. Secara umum, leverage yang ideal tidaklah melampaui 1:200. Penggunaan leverage yang lebih tinggi lagi dapat dilakukan dengan bantuan penggunaan manajemen risiko yang teliti dan cermat.
Sebagai contoh, dengan modal $110 dan batas toleransi risiko 1% dari balance per trading, maka posisi yang dibuka tidak akan lebih dari $11, sehingga ada tiga strategi:
- Leverage maksimal 1:200 dengan lot mikro ketika buka posisi;
- Leverage di atas 1:200, dengan lot mini atau standar untuk buka posisi;
- Leverage di atas 1:200, dengan lot mikro ketika buka posisi.
Para trader juga sebaiknya mencermati aturan broker, karena sejumlah broker juga menetapkan leverage secara floating/ mengambang. Kebijakan itu pada umumnya untuk membatasi faktor risiko tak terkendali, terutama menjelang hari libur atau peristiwa dengan potensi dampak besar, seperti referendum, pemilu dan sebagainya. Periksalah kebijakan broker apakah menggunakan floating atau fixed leverage.
Disclaimer: Trading derivatif memiliki risiko tinggi dan belum tentu cocok untuk semua investor. TIDAK ADA JAMINAN KEUNTUNGAN atas investasi Anda.