Powell menjelaskan bahwa tidak ada poros dovish seperti yang diperkirakan beberapa pelaku pasar
Singapura (ANTARA) - Dolar AS melonjak ke level tertinggi 20 tahun terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada perdagangan Senin pagi, setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengisyaratkan suku bunga akan dipertahankan lebih tinggi dalam waktu lebih lama untuk menurunkan inflasi yang melonjak.Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam maya uang utama lainnya, naik ke tertinggi baru dua dekade di 109,4 di awal perdagangan Asia, dengan kekuatan greenback mendorong mata uang utama lainnya ke posisi terendah baru dan memberi tekanan pada mitra pasar negara berkembang.
Dolar mencapai 138,59 terhadap yen Jepang di awal perdagangan Asia, tertinggi sejak 21 Juli. Terakhir naik 0,59 persen menjadi 138.485. Yuan di pasar luar negeri juga jatuh ke level terendah baru dua tahun di 6,9321 per dolar.
Sterling jatuh ke level terendah 2,5 tahun di 1,1656 dolar dan terakhir turun 0,5 persen menjadi 1,16715 dolar, sementara euro melemah 0,36 persen menjadi 0,9929 dolar.
Pergerakan itu memperpanjang kenaikan dolar yang dibuat pada Jumat (26/8/2022) ketika Powell memperingatkan akan ada "kesakitan" bagi rumah tangga dan bisnis karena Fed akan membutuhkan waktu untuk mengendalikan inflasi.
"Powell menjelaskan bahwa tidak ada poros dovish seperti yang diperkirakan beberapa pelaku pasar," kata Carol Kong, rekan senior untuk strategi mata uang dan ekonomi internasional di Commonwealth Bank of Australia.
"Saya pikir untuk minggu ini, (indeks dolar AS) akan melacak lebih tinggi lagi menuju 110 poin, sama seperti pelaku pasar terus mempertimbangkan siklus pengetatan yang lebih agresif oleh bank-bank sentral utama."
Pasar sekarang memperkirakan kemungkinan 64,5 persen dari kenaikan suku bunga 75 basis poin pada pertemuan Fed berikutnya pada September.
Terlepas dari potensi kenaikan sebesar itu pada pertemuan kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB) September, euro telah kesulitan dengan investor yang lebih fokus pada krisis energi di blok tersebut.
Raksasa energi negara Rusia Gazprom diperkirakan akan menghentikan pasokan gas alam ke Eropa melalui pipa utamanya dari 31 Agustus hingga 2 September untuk pemeliharaan.
"Ketakutan atas penghentian total gas Rusia akan membuat euro/dolar tetap berat dan di bawah paritas," kata Kong dari CBA, dikutip dari Reuters.
Dolar Australia dan Selandia Baru yang sensitif terhadap risiko juga terbebani oleh ketakutan bahwa kenaikan suku bunga yang agresif di seluruh dunia akan mengerem pertumbuhan ekonomi.
Aussie turun 0,55 persen menjadi 0,6853 dolar AS, sementara kiwi mencapai level terendah baru satu bulan di 0,6105 dolar AS dan terakhir diperdagangkan 0,33 persen lebih rendah pada 0,6113 dolar AS.