- GBP/USD diperlukan untuk melewati rintangan 1,1360 untuk momentum kenaikan di tengah suasana pasar yang ceria.
- The Fed belum siap untuk menghentikan kenaikan suku bunga sampai melihat bukti kuat perlambatan inflasi.
- Hilangnya kepercayaan pada kepemimpinan PM Inggris Liz Truss telah meningkatkan ketidakstabilan politik Inggris.
Pasangan GBP/USD menghadapi barikade di sekitar rintangan terdekat 1,1360 di sesi Tokyo. Rintangan di sekitar 1,1360 tampaknya kurang kuat di tengah meningkatnya selera risiko para pelaku pasar. Kontrak berjangka S&P500 telah melanjutkan kenaikannya di sesi Tokyo setelah sesi perdagangan optimis berturut-turut. Para pembeli pound akan menguat setelah melampaui rintangan yang disebutkan di atas.
Sementara itu, Indeks dolar AS (DXY) menunjukkan kinerja yang lemah di sekitar 112,00. Aset ini bisa melemah lebih lanjut di tengah penurunan daya tarik safe-haven. Sebaliknya, imbal hasil obligasi AS masih solid di tengah taruhan The Fed yang lebih hawkish. Imbal hasil obligasi 10-tahun pemerintah AS telah melnjutkan kenaikannya di atas 4,01%, pada saat penulisan.
Sesuai alat CME FedWatch, peluang untuk pengumuman kenaikan suku bunga 75 basis poin (bp) keempat berturut-turut berada di sekitar 96%.
Menanggapi tekanan inflasi yang melonjak, Presiden Bank THe Fed Minneapolis Neel Kashkari menyatakan pada hari Selasa bahwa "Sampai saya melihat beberapa bukti kuat bahwa inflasi inti setidaknya telah mencapai puncaknya, belum siap untuk menyatakan jeda dalam kenaikan suku bunga," lapor Reuters.
Langkah kenaikan suku bunga The Fed yang terus menerus tidak banyak membantu dalam melunakkan tingkat inflasi. Indeks Harga Konsumen (IHK) utama telah terpangkas di tengah harga bensin yang lebih rendah sementara IHK inti berlabuh dengan baik di tengah kenaikan harga di sektor jasa.
Di Inggris, Bank of England (BOE) telah mengumumkan program penjualan obligasi milik Fasilitas Pembelian Aset (APF) mulai tanggal 1 November. Ini akan memangkas likuiditas dari pasar.
Ketidakstabilan politik Inggris telah mencapai puncaknya karena para pejabat telah kehilangan kepercayaan pada kepemimpinan PM Inggris Liz Truss. Jajak pendapat YouGov terhadap anggota Tory menemukan bahwa 55% sekarang akan memilih Rishi Sunak, yang kalah dari Ms Truss jika mereka dapat memilih lagi, sementara hanya 25% yang akan memilih Ms Truss.
Pada hari Rabu, rilis data inflasi Inggris akan menjadi sangat penting untuk petunjuk arah lebih lanjut. Sesuai proyeksi, inflasi umum dan inti dapat naik masing-masing sebesar 10 basis poin menjadi 10% dan 6,4%. Kembalinya ke angka inflasi dua digit dapat memicu lebih banyak hambatan bagi ekonomi Inggris.