LONDON, iNews.id - Inggris akan memulai proses pemilihan perdana menteri (PM) baru pada Senin (24/10/2022) untuk menggantikan Liz Truss yang mundur. Ada tiga kandidat yang akan dipilih oleh parlemen Konservatif.
Lantas bagaimana proses pemilihan PM Inggris yang baru?
Kemunduran Truss tak serta merta mengalihkan kekuasaan Inggris ke kubu oposisi, Partai Buruh. Ini karena Konservatif masih menguasai parlemen berdasarkan hasil pemilu sebelumnya.
Namun setiap kandidat harus mendapat dukungan dari setidaknya 100 anggota parlemen Konservatif untuk bisa masuk dalam bursa pemilihan.
Proses pemilihan PM Inggris yang baru akan berlangsung singkat, tak selama saat mundurnya Boris Johnson beberapa bulan lalu. PM Inggris yang baru kemungkinan akan terpilih pada 28 Oktober. Oleh karena Konservatif memiliki 300-an kursi di parlemen, maka kandidat yang akan bersaing sebagai pemimpin partai maksimal tiga orang. Pemimpin partai otomatis akan menjadi PM yang baru.
Ada beberapa kandidat yang memiliki peluang besar untuk mendapat dukungan dari anggota parlemen, yakni Rishi Sunak, Penny Mordaunt, Ben Wallace, Jeremy Hunt, bahkan mantan PM Boris Johnson. Dari nama-nama tersebut Rishi Sunak, Jeremy Hunt, dan Johnson, tampaknya berpeluang mengisi kursi kandidat.
Sunak dikalahkan oleh Truss saat pemilihan menggantikan Johnson bulan lalu. Uniknya, meski saat pemilihan dia mendapat dukungan lebih banyak dari Truss, Sunak tetap gagal dalam head to head.
Selama pemerintahan Truss, Sunak dan para pendukungnya mengkritik keras kebijakan ekonomi sang PM yang disebut sebagai bencana. Pada titik ini, Sunak diunggulkan karena pada dasarnya banyak pihak yang juga mengkritik kebijakan ekonomi Truss.
Selanjutnya, Jeremy Hunt patut diperhitungkan. Dia menjabat kanselir kurang dari sepekan sampai Truss mundur. Oleh karena itu Hunt bisa dibilang sebagai pemegang kekuasaan sejati di pemerintahan.