Seputarforex - Harga minyak mentah dunia dibuka melemah pada perdagangan awal pekan (07/November). Minyak Brent dibuka melemah 1.2 persen pada kisaran $98.67 per barel, sementara minyak WTI berada turun 1.31 persen pada level $91.79 per barel.
Pekan lalu, pasar sempat berspekulasi jika pemerintah China akan mulai melonggarkan pembatasan COVID secara bertahap. Namun, otoritas China menampik kabar tersebut dalam statement akhir pekan lalu. Hal ini praktis memicu kekecewaan pasar minyak yang sebelumnya mengharapkan peningkatan permintaan minyak dari China.
Saat ini, muncul ketidakpastian apakah pembatasan akan kembali diberlakukan di beberapa kota utama China seperti pada kuartal kedua lalu. Jika kebijakan tersebut diterapkan, prospek pertumbuhan ekonomi China tentu akan semakin mengkhawatirkan.
"Pasar energi dunia tengah menghadapi tanda-tanda penurunan permintaan karena harga minyak yang dinilai sudah tinggi akhir-akhir ini. Di samping itu, latar belakang pelemahan pasar negara maju seperi kawasan Eropa dan AS telah membebani pergerakan harga minyak," ujar seorang analis ANZ dalam sebuah catatan. Meskipun begitu, ia masih memperkirakan jika permintaan minyak akan meningkat 0.6 juta bph pada kuartal terakhir 2022 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Terlepas dari sikap pemerintah China yang tidak ingin melepaskan kebijakan Zero COVID, prospek harga minyak juga akan dipengaruhi secara kuat oleh pergerakan Dolar AS, keputusan The Fed terkait kebijakan suku bunga, dan manuver OPEC+.