- GBP/USD mengambil penawaran jual yang membalikkan pemantulan korektif hari sebelumnya.
- Penurunan harga rumah di Inggris, momentum pelonggaran di pasar tenaga kerja membuat para penjual tetap optimis.
- Dolar AS tetap lesu sebelum 'pekan bisu' The Fed dari para pegnambil kebijakan dan imbal hasil obligasi pemerintah AS yang suram.
- Data lapis kedua dan sejumlah katalis risiko adalah kunci untuk dorongan baru.
GBP/USD memperbarui level terendah dalam perdagangan harian di sekitar 1,2180 karena bersiap untuk melakukan pelemahan mingguan pertama dalam lima minggu selama awal hari Kamis. Penurunan terbaru pasangan Cable dapat dikaitkan dengan pemantulan korektif dalam Dolar AS. Namun, kekhawatiran seputar ekonomi Inggris tampaknya menjadi tantangan utama bagi para pedagang pasangan mata uang ini.
Reuters memberitakan kemerosotan harga rumah di Inggris yang akan menggambarkan pesimisme bagi GBP/USD. "Inggris mengalami penurunan harga rumah paling luas sejak awal pandemi COVID-19 bulan lalu, karena permintaan dari para pembeli dan aktivitas penjualan melambat dalam menghadapi biaya pinjaman yang lebih tinggi, sebuah survei menunjukkan pada hari Kamis," sebut berita tersebut.
Pada baris yang sama, indeks bulanan permintaan staf dari Konfederasi Perekrutan dan Ketenagakerjaan (REC) juga membebani GBP karena turun pada bulan November ke 54,1 dari 56,7 pada bulan Oktober dengan menguji level terendah sejak Februari 2021.
Selain itu, pemogokan buruh yang membayangi di Inggris dan Wales mendorong pemerintah Inggris untuk menyaksikan lebih banyak kesulitan meskipun Perdana Menteri Rishi Sunak berjanji untuk mengambil lebih banyak tindakan "untuk melindungi kehidupan dan mata pencaharian" warga Inggris selama berbulan-bulan pemogokan yang direncanakan oleh pekerja kereta api, kesehatan dan pos, menurut Reuters.
Perlu dicatat bahwa penurunan dalam imbal hasil obligasi pemerintah AS dan kalender ekonomi yang sepi menenggelamkan Dolar AS pada hari sebelumnya. Dengan itu, imbal hasil obligasi 10-tahun pemerintah turun ke level terendah sejak awal September dengan kehilangan 3,30% pada hari Rabu. Pada baris yang sama, imbal hasil obligasi dua tahun turun 2,54% di tengah serbuan ke keamanan risiko. Dengan ini, kurva imbal hasil obligasi pemerintah AS, perbedaan antara imbal hasil obligasi jangka panjang dan jangka pendek, menunjukkan pola terbalik yang terbanyak dalam lebih dari empat puluh tahun dan menyoroti masalah resesi.
Namun, sentimen yang baru-baru ini memburuk di pasar, seperti yang digambarkan oleh tren turun Kontrak Berjangka S&P 500 selama enam hari, tampaknya mendukung permintaan safe-haven Dolar AS. Beberapa tajuk utama yang beragam seputar Tiongkok dan Rusia dapat dikaitkan dengan sentimen risk-off terbaru.
Ancaman Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menggunakan senjata nuklir kontras dengan sejumlah komentar terbaru dari Kanselir Jerman Olaf Scholz yang menyarankan berkurangnya risiko penggunaan senjata nuklir oleh Moskow. Selain itu, pelonggaran bertahap kebijakan Nol -Covid di Tiongkok tampakna merupakan pembukaan kembali yang pasif dan kesulitan untuk mengesankan para pembeli.
Selanjutnya, kalender ekonomi yang sepi di Inggris dan AS, kecuali untuk Klaim Tunjangan Pengangguran Awal AS untuk pekan yang berakhir pada tanggal 2 Desember, menekankan katali-katalis risiko sebagai kunci untuk dorongan baru.
Analisis Teknis
Pola grafik bearish wedge naik berusia satu bulan, saat ini antara 1,2130 dan 1,2420, membuat para penjual GBP/USD tetap optimis.