Investing.com - Dolar AS bergerak menguat di awal perdagangan Eropa Senin petang dan trader memulai minggu ini hati-hati jelang rapat penetapan kebijakan Federal Reserve terakhir tahun ini dan data penting inflasi konsumen AS.
Pukul 15.05 WIB, Indeks Dolar AS, yang mengukur greenback terhadap mata uang lainnya, naik 0,2% di 104,695.
Bank sentral AS mengakhiri rapat dua hari pada Rabu setempat atau Kamis dini hari dan diperkirakan akan memperlambat laju pengetatan moneternya untuk memerangi inflasi di tingkat historis, yakni memberikan kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin, bukan 75 basis poin seperti dari empat rapat terakhirnya.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen pada hari Minggu memperkirakan penurunan substansial inflasi AS pada tahun 2023, tetapi data pada hari Jumat menunjukkan harga produsen AS telah meningkat lebih dari yang diharapkan bulan lalu, dan ini menyiratkan tekanan inflasi yang terus-menerus dan kemungkinan Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama lagi.
Angka inflasi konsumen AS bulan November akan dirilis pada hari Selasa, menjelang rapat akhir Fed, dan diperkirakan akan menunjukkan angka tahunan utama turun ke 7,3%, sedangkan inflasi inti tahunan turun menjadi 6,1%.
EUR/USD diperdagangkan sebagian besar datar di 1,0530. European Central Bank (ECB) juga akan memberikan kenaikan 50 basis poin pekan ini, setelah dua kenaikan 75 bps berturut-turut, memperlambat laju pengetatan.
Inflasi utama di zona euro melambat pada bulan November untuk pertama kalinya dalam 18 bulan, menambah harapan bahwa pertumbuhan harga yang sangat tinggi telah berlalu.
Namun, levelnya mencapai sebesar 10%, lima kali lipat dari target inflasi ECB, sehingga para pengambil kebijakan cenderung ingin terdengar hawkish bahkan kala kawasan tersebut tampaknya akan memasuki resesi di tahun baru.
"Kasus dasar kami masih bahwa EUR/USD akan kesulitan untuk diperdagangkan berkelanjutan di atas 1,0600, dan sebagian besar menghadapi risiko penurunan hingga akhir tahun karena dolar dapat memperoleh kembali beberapa landasan dari ketidakpastian risiko global dan rebound harga energi," analis di ING menyampaikan dalam sebuah catatan.
GBP/USD juga turun ke 1,2252 usai data menunjukkan Ekonomi Inggris tumbuh untuk pertama kalinya dalam empat bulan pada bulan Oktober, atau naik sebesar 0,5% dari bulan September, yang dipengaruhi oleh pemakaman Ratu Elizabeth II.
Namun, PDB dalam tiga bulan hingga Oktober masih turun 0,3% dari periode hingga September karena Inggris tergelincir menuju resesi.
Bank of England menggelar rapat pada hari Kamis dan diperkirakan akan menaikkan suku bunga utamanya lagi saat mencoba memerangi tumbuhnya inflasi hingga dua digit.
USD/JPY naik 0,1% ke 136,69. Data menunjukkan inflasi harga produsen di negara itu naik lebih besar dari perkiraan, menandai meningkatnya tekanan pada ekonomi dalam beberapa bulan mendatang.
AUD/USD yang sensitif terhadap risiko turun 0,2% di 0,6778, sementara USD/CNY naik 0,2% di 6,9745. Yuan turun oleh sebab lonjakan besar kasus lokal COVID yang dapat menunda pembukaan kembali yang lebih luas setelah China mengurangi beberapa pembatasan minggu lalu.