Berikut adalah yang perlu Anda ketahui pada hari Rabu, 14 Desember:
Dolar AS jatuh menyusul rilis Indeks Harga Konsumen Amerika Serikat. Menurut Biro Statistik Tenaga Kerja, Indeks Harga Konsumen (IHK) naik 7,1% secara tahunan pada bulan November, turun dari 7,7% pada bulan Oktober. Pada periode yang sama, IHK inti, yang tidak termasuk harga makanan dan energi yang volatil, naik 6%, di bawah 6,1% yang diprakirakan.
Angka-angka yang menggembirakan memicu spekulasi Federal Reserve AS akan memperlambat laju pengetatan dan mungkin mengumumkan akhir dari siklus pengetatan saat ini. Wall Street melonjak menjelang pembukaan, dengan DJIA menambahkan lebih dari 600 poin tetapi memangkas sebagian besar kenaikannya menjelang penutupan. Namun demikian, Greenback tetap melemah dan mendekati posisi terendah multi-bulannya baru-baru ini.
Pasangan EUR/USD melayang di sekitar 1,0620 setelah mencapai puncaknya di 1,0672. GBP/USD, sementara itu, diperdagangkan di 1,2350, menjelang Indeks Harga Konsumen November Inggris.
Dolar Australia bertahan pada kenaikan substansial versus USD, dengan pasangan ini diperdagangkan di sekitar 0,6850. USD/CAD turun ke 1,3540.
Harga minyak mentah terus naik, dengan WTI diperdagangkan di $75,20 per barel. Minyak melonjak setelah OPEC memangkas prakiraan permintaan minyak sebesar 140.000 barel per hari untuk kuartal saat ini, mengutip perlambatan aktivitas di Tiongkok. OPEC juga memangkas perkiraan Kuartal 1 2023 sebesar 410.000 bph.
Pasangan USD/JPY turun ke 135,50, sementara USD/CHF diperdagangkan di 0,9290.
Emas spot mencapai puncaknya di $1.824,53 per troy ons, sekarang melayang di sekitar $1.810,00.
Pada hari Rabu, fokus akan tertuju pada Federal Reserve AS. Bank sentral diprakirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 bp dan dapat mengantisipasi akhir dari siklus pengetatan. Ketua Jerome Powell telah mengantisipasi ada kemungkinan besar bank sentral akan memperlambat laju pengetatan secepatnya dalam pertemuan ini, dan hasil inflasi yang menggembirakan tentu saja memperburuk gagasan tersebut.
