Google Kena Kasus, CEO Blak-Blakan Bayar Apple
CNBC Indonesia · 01 Nov 2023 4.3K Views

Jakarta, CNBC Indonesia - CEO Google Sundar Pichai mengakui pentingnya menjadikan Google Search miliknya sebagai software bawaan (default) untuk menjaga loyalitas pengguna.

Ini menjadi sebuah poin penting dalam tuntutan antimonopoli AS soal miliaran dolar yang dibayarkan Google untuk menjadi mesin pencarian default pada laptop dan HP.

Google yang mulai membayar status default pada perangkat pada tahun 2005, memenuhi tuntutan tersebut.

"Kami jelas melakukan kesepakatan untuk penempatan default," kata Pichai, dikutip dari Reuters, Selasa (31/10/2023).

Dalam pemeriksaan silang, Pichai mengatakan pembayaran tahunan yang bernilai puluhan miliar itu ditujukan untuk menjaga status default. "Kami benar-benar melihat nilainya."

Pemerintah AS melakukan penyelidikan untuk membuktikan apakah Google bertindak ilegal untuk mempertahankan dominasinya atas mesin pencari dan iklan digital.

Jika pemerintah menang, perusahaan terpaksa menghentikan beberapa praktik bisnis yang telah membantunya tetap berada di posisi teratas. Hal ini akan mengubah internet secara total, mengingat Google memegang perang penting dalam membentuk kultur internet di dunia.

Dalam kesaksiannya, Pichai, diperlihatkan contoh ketika perusahaan tersebut meminta Apple, provider telekomunikasi, dan pembuat ponsel pintar untuk menjadikan mesin pencarinya sebagai mesin pencari default di perangkat mereka dengan imbalan perjanjian bagi hasil.

"Kami membayar eksklusivitas default berdasarkan perangkat per perangkat," kata Pichai saat ditanyai oleh Departemen Kehakiman.

Seorang pengacara Departemen Kehakiman bertanya kepada Pichai tentang diskusi tahun 2007 di antara para eksekutif Google termasuk Pichai, sebelum ia menjadi kepala eksekutif, tentang permintaan Apple untuk mengizinkan pengguna memilih mesin pencari mereka pada versi baru browser Safari-nya.

Sebuah dokumen pada saat itu mengatakan 75% orang tidak mengubah default dan menyatakan "default memiliki dampak yang kuat."

Pichai juga dituduh melakukan praktik ilegal untuk mengalahkan browser saingannya, Internet Explorer milik Microsoft.

"Pasar browser pada saat itu mengalami stagnasi," kata Pichai tentang periode sebelum Google meluncurkan browser Chrome-nya, yang bersaing dengan produk Microsoft.

"Mereka (Microsoft) tidak begitu terdorong untuk memperbaiki browser," ia memungkasi.

Reprinted from CNBC Indonesia , the copyright all reserved by the original author.

Affected Trading Instrument

*Risk Disclaimer: The content above represents only the views of the author. It does not represent any views or positions of Maxco and does not mean that Maxco agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the Maxco, Maxco does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

Recommend